Patah Hati Seorang Ibu

Sejak kejadian itu, bolak-balik scroll Instagram, maupun sosial media lainnya. berharap ada berita baik tentangmu. Memposisikan sebagai ibu Cinta pada saat itu. Pedih sekali. Seketika hati kosong. Berkecamuk tiada henti. Hanya menggantungkan harap pada Allah SWT.

Emerril Khan Mumtadz, nama yang indah, seindah doa dan harapan orangtuamu saat pertama kali kamu terlahir di dunia.

Nak, dimanakah kini?
Bagaimana keadaanmu?
Tidak kamu dengar tangis pilu ibumu?
Duka terdalam seorang ayah yang menunggu putranya kembali.

Tuhan,
Lelehan es itu sangatlah dingin,
Tapi atas kuasa-Mu
Kami yakin, Kau membuatnya hangat.

Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi seorang ibu, selain kehilangan permata hatinya.
Sejak saat itu, pasti selalu terbesit sesal "Kenapa bukan aku saja, asal anakku selamat".

Nak, ibumu begitu tabah.
Ayahmu menguatkan.
Saat ini hari dan hati seakan abu, 
juga adik kesayanganmu.
Begitu sangat menunggu kakaknya kembali.

Nak,
Pulang, ya

Beri kabar bahagia keluargamu

Semua menanti,
Hapuskan luka dan duka mereka.
Jangan takut, nak.
Mereka akan menerima
Apapun kondisimu.

Nak, lihat bagaimana mereka sangat terluka kehilangan.
Janji, jangan lama-lama bersama ketiadaan.
Bisikan pada Sungai, agar segera memunculkan, jika memang ada di dasar.
Bisikkan pada nurani, jika bersama seseorang yang sedang mengobati, agar memberi kabar.

Pasti saat ini, dijaga Tuhan dengan sangat baik.


Rabu, 1 Juni 2022

*Seorang ibu yang begitu turut merasa kehilangan.
Semoga Ibu Cinta dan Bapak Emil kuat melalui proses ini.

(Doa dan harapan agar putera Pak Emil segera ditemukan, setelah hilang saat berenang di sungai Aare - Swiss. Pada Hari, Kamis 26 Mei 2022)

0 Response to "Patah Hati Seorang Ibu "

Posting Komentar

Tinggalkan komentar positif, salam sayang saling mengunjungi