Menikah Itu Sederhana

Menikah itu sederhana, ya?
Hanya sekedar mengucap "Qobiltu nikakhaha wa tazwijaha linafsy bidzaalik", kemudian gemuruh sayup terdengat kata "Sah". -Tidak sesederhana itu-

Menikah tidak sesederhana dan seasyik ketika kamu sibuk menulis namanama teman yang akan kamu undang, atau ikut riweh mencari makeup, seprai, bed cover untuk lamaran, memilah gaun pengantin yang akan dikenakan, dan mencari model cincin/kalung yang manis untuk maskawin.


Menikah tidak sesederhana itu.
 
Menikah tidak hanya sekedar aku dan kamu menjadi kita.
 
Kebahagiaan hakiki dalam pernikahan bukan hanya terletak pada saat akad maupun resepsi.

Ada tanggung jawab besar yang menanti, ada hal besar yang menunggu, ada banyak hal yang belum kamu/i ketahui.
 
Ada rindu yang tidak seperti dulu.
 
Ada airmata yang lebih dari sebelumnya.
 
Ada ikhlas yang mengetuk hati.
 
Ada uji yang tak pernah dinanti.
 
Ada kado istimewa yang ingin dimiliki.

Ada impian yang ingin diwujudkan.

Ada harapan yang ingin diindahkan.

Siap menikah?
Maka siap menjadi diri yang lebih dewasa, menjadi diri yang lebih bertanggung jawab, menjadi diri yang lebih meluaskan hati, menjadi diri yang siap menampung orang asing dalam kehidupan baru.
 
Siap mendengar cemoohan, hinaan, maupun pujian dari oranglain.
 
Siap mengalah.
 
Siap mendapatkan hadiah terindah, ketika mampu melewati semuanya dengan anggun.

Mudahmudahan...
 
Mampu. Siap. Sanggup jika diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk mendapat dan menjaganya.

.Semoga kalian bahagia.

0 Response to "Menikah Itu Sederhana"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar positif, salam sayang saling mengunjungi