Tentang 2020 (Kelupaan Buat diposting)

Tidak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2020. Tahun yang berat untuk kita semua, namun tetap harus semangat dijalani. Bagaimana tahun ini? semoga banyak pencapaian yang memenuhi target, meski tidak semua, paling tidak ada secuil target yang akhirnya kalian sanggupi.

Berawal dari sepulang kami dari Bandung, awal tahun lalu, sudah ramai semesta ini dengan virus corona. Agaknya saya kurang suka menyebut virus tersebut, namun bagaimana lagi, si virus memang ada berdampingan dengan kita. Saat virus itu datang, kebetulan bertepatan dengan keadaan suami yang tiba-tiba drop, dengan ciri-ciri yang sama, sehingga membuat kami takut, takut dengan bayang-bayang isolasi, dan cara jenazah covid diperlakukan. Suami mulai pusing, tidak bisa tidur, perut sakit, dan segala pikiran-pikiran aneh saling menampakkan diri.
Saat itu mulailah sebagai seorang istri dan ibu, rasanya semua beban bertumpu di pundak ini. Satu sisi harus  merawat suami yang sakit, menyiapkan makannya dll, sampai merawat anak usia 3 tahun yang masih selalu ingin "serba bunda", tidak peduli bundanya sakit, lelah, pokoknya harus. 
Kondisi ekonomi yang memburuk, membuat suami terpuruk, kucoba semangati, selalu dan selalu. Lantas apalagi yang harus dilakukan seorang istri pada saat suami jatuh? sakit? tentu saja mensuport, meyakinkan suami "ini tidak akan lama", "kita akan baik-baik saja", "kesulitan akan segera berlalu", meski terkadang suami tidak percaya dan tidak mendengar isi bicaraku, tetap saja kuterus mencoba membuatnya kuat. Bukan malah makin membuatnya terpuruk.

Ya, tahun ini sangat berat bagi kita, meski tidak semua.
Dan aku sendiri harus merawat suami yang sakit bahkan sampai lima bulan lamanya, bahkan lebih. Setiap minggu kontrol ke dokter, dengan menyembunyikan rasa crmas karena harus bolakbalik RS di tengah pandemi, untuk mengetahui perkembangan penyakit suamiku, yang ternyata asam lambung lah yang ia derita. Aku tidak ingin mengatakan parah, karna aku yakin bisa sembuh dan kembali normal seperti biasa lagi.

Tapi, sungguh dibalik kesedihan yang Tuhan berikan, banyak sekali nikmat yang mungkin kita lupa untuk syukuri, yaitu "anak yang sehat". 
Iya, selama suami sakit, Alhamdulillahh anakku sehat-sehat saja, lincah dan tidak membuat cemas ibunya. Anak sehat, adalah rejeki yang sangat besar, melihatnya bisa makan dengan lahap, tidur nyenyak, ketawa, bercanda. Sungguh, tak pantas kita kufur akan niatnya.

Dan sekarang, sudah ada di penghujung desember. Tinggal menghitung hari, kita akan memasuki Tahun yang baru, yaitu 2021.  Banyak yang berbeda di tahun ini, tidak begitu ramai, karena covid membuat kita berjarak, dan dengan berjarak. Tetap berdoa yang terbaik untuk tahun berikutnya, untuk kita semua. Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir, dan kita bisa melaksanakan kegiatan seperti biasa lagi, dengan bebas dan tidak khawatir.
Suamiku sudah berangsur membaik, dan anakku semakin tumbuh. Sayang, kita berdoa semoga tahun depan, semuanya segera membaik, impian kita yang tertunda, dan Tuhan memudahkan rejeki kita untuk bekal ibadah.

Anakku, Abiyazka...
Meski nanti kamu akan semakin tumbuh, besar dan menjadi dirimu sendiri, impianmu, cita-citamu. bebas. tapi kamu tetaplah anakku, dan kami orang tuamu.
Jangan lupa, ya... kami sangat menyayangimu.

0 Response to "Tentang 2020 (Kelupaan Buat diposting)"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar positif, salam sayang saling mengunjungi