Pengalaman Menyapih Abiyazka

Malam semua, lama tak berjumpa dengan blog ini 😂.
Maafkan pemiliknya yang mungkin mulai lupa merangkai kata yang indah, renyah, maupun nikmat.
Anggap saja kali ini sedang iklan dulu, meski oklannya panjang bagai cerpen. 
Hai para ibukibuk semua, terutama mungkin sedang menyusui, atau malah sedang proses menyapih anak. Karena saya sedang mengalami proses ini.

Menyapih itu proses yang mau tidak mau harus dilalui, sesulit apapun. Terlebih jika usia anak sudah mendekati batas ambang syarat penyapihan (ciyeelahh apadah entah).
Saya merupakan seorang ibu menyusui & bekerja di luar rumah, sekarang sedang libur sampai pertengahan bulan depan. Saya memiliki 1orang putra, dan bayik saya itu genap 2tahun nanti bulan Agustus.

Baiklah proses penyapihan pun dimulai dari sekarang,
Karne saya ingin ketika mulai masuk kerja anak saya sudah tidak nen lagi pada ibunya. Kenapa saya pilih saat libur kerja, saya ingin masa sedihnya saya ada di dekatnya, saya ingin ketika saya kerja pun tidak merasa bersalah karna meninggalkan anak yang sedang proses disapih, dan usianya pun sebentar lagi genap 2tahun. Jadi saya rasa ini waktu yang tepat.

Sempet merasa galau, karna anak tidak mau minum susu di botol, maupun gelas, intinya menolak sufor. Dan penolakan itu terjadi ketika usianya sekitar 15bulanan, sampai dengan sekarang. dmna pada usia sekarang anak justru mungkin harus kenal susu tambhan, karna sebentar lagi dia disapih (stop menyusui dari ibunya).

Awalnya saya iseng. Tapi tekad untuk menyapih sudah bulat. Tepatnya pada hari Senin, 24 Juni 2019, waktu siang hari sekitar pukul 11. Ketika anak saya ingin nen, tiba-tiba saya bilang padanya "aduh sakit, mau nen? tapi sakit..".
Anakku pun terdiam sambil melihat wajah memelasku, dan semakin percaya lagi dia melihat seperti ada luka. Lalu, dia menolak nen..
"Nen sakit mah. Sakit " sambil memberi kode untuk menutupi PDku, mungkin dia tidak berani melihatnya.
Oke, lanjut sampai sore dia tidak menyusu pada saya. Aslinya mah sedih sekali, secara biasanya hampir 15menit - 1jam sekali minta nen. Meski kadang dia tak sengaja bilang ingin nen, namun dia sendiri langsung mengalihkan pembicaraan.

Malam harinya,,,
Kok saya mellow sekali ya... Anak saya tidak minta nen sama sekali. Cuma ada yang berubah sedikit yaitu jam tidurnya, mungkin karna masih belum merelakan nen, jadi dia tidur lebih malam dari biasanya.
Tapi dahsyatnya, dia cukup mengerti keadaan ibunya, yang mungkin sepengetahuannya itu bahwa PD ibunya sedang sakit, makanya dia tidak minta nen.
Matanya mulai ngantuk pasti, karna makin malem.


Tapi taukah kalian? Dia tetep tidak minta nen, padahal biasanya kalo tidur dia selalu sambil nen, bahkan ampe pegel punggung dan pinggang ibunya.
Tadi, cuma dikipaskipas dan digosok punggungnya. Langsung tidur pulas. drama panjang belum dimulai...
Sekitar pukul 01.00, anakku terbangun, dan tentu saja menangis, mengamuk, hingga akhirnya hatiku kalah. Sakit dan sedih melihatnya terus merengek.
Oke, tak apa.. tapi siang hari tetep pada pendirian untuk tidak memberinya nen (menyusui langsung) sama sekali. Dan itu berlangsung sekitar sampai 2hari, dan malam ke3, sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk nen. Dengan terus membujuknya, mengakatakan bahwa sekarang dia sudah besar, giginya sudah banyak, jadi nen'a sakit... Tangisnya pecah tatkala malam ketiga tidur tanpa menyusu. Dan akupun tentu saja sampai menangis dan kian menjadi. Kitapun nangis bersama, berpelukan, lama kelamaan dia lelah, dan tertidur pada akhirnya.
Dan alhamdulillah sampai sekarang sukses lepas menyusu, hanya rewel2 kecil yang wajar, dan kadang nguselngusel PD ibunya.
Dan ini yang buatku terharu.
Sampai menangis airmataku jatuh, banyakkkk.

Tangis bahagia, sedih, terharu. Anakku kok pengertian sekali. Dia tidak mau nen, hanya mengatakan "nen sakit..." karna menurutnya akan menambah sakit ibunya.
Terimakasih sayangku, kamu putraku. Anakku. Sayangku. Cintaku. Belahan jiwaku. Hatiku.
Dannn yang bikin aku sakit, sedih adalah... Gak akan ada lagi yang narik-narik baju, bahkan sepulang kerja belum sempet ganti pun tidak akan lagi yang merengek minta nen.
Ketika proses menyusui, jarak antara dia dan saya sangat dekat, senyumnya, matanya, bahkan aku bisa mendengar suara detak jantungnya.
Ternyata anakku sekarang sudah besar, dan aku sangat bahagia mengalami proses demi proses ini.

Maafkan bunda, sayang... Kadang, saat lelah, emosi sudah memuncak, kepala seperti mau pecah, kerjaan numpuk. Tapi rengekanmu tidak juga berhenti, malah semakin menjadi, dan membuat nada biacaraku meninggi.

Penyesalanpun di akhir, melihat matanya sendu, ketakutan, meminta maaf, meminta peluk, meminta gendong, sangat berdosa rasanya. Langsung kurangkul, dan ketika tidur tidak berhenti menciuminya. Maafkan bunda, sayang. Masih belum bisa lebih sabar,, kamulah segalaku ❤️
Saya amat sangat menyayangimu, nak.
Peluk cium dari bunda.
Untuk putra pertamaku, "Abiyazka" yang satu bulan lagi genap 2tahun.
❤️

0 Response to "Pengalaman Menyapih Abiyazka"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar positif, salam sayang saling mengunjungi