B
|
ELAJAR tanpa sekolah. Kalimat yang diucapkan oleh teman saya ini
membuat saya harus berpikir apa maksud dari kalimat tersebut. Hal yang membuat
saya harus berpikir adalah apa yang akan didapat dari hasil belajar tanpa
sekolah tersebut?
Kita menyadari bahwa sumber daya manusia (SDM) kita masih
rendah, dan pastinya kita masih menaruh harapan dan mempunyai sifat optimis
bahwa kita bisa meningkatkan SDM tersebut. Rendahnya SDM kita tidak
terlepas dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Rendahnya kualitas SDM
kita dapat disebabkan oleh beberapa hal, sebagai contoh, pada usia sekolah
banyak anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi lagi. Penyebabnya tidak lain lagi adalah faktor ekonomi
keluarga.
Pendidikan sejatinya adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan manusia yang dapat mengembangkan segala potensinya dalam segi
keagamaan, kecerdasan, kepribadian serta kehidupan sosialnya.
Berbicara tentang pendidikan, kita semua sudah mengetahui
betapa pentingnya pendidikan tersebut. Pendidikan merupakan segala bidang
penghidupan untuk memilih dan membina hidup yang lebih baik lagi.
Lalu bagaimana dengan anak usia sekolah yang terhambat
pendidikannya yang disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga mereka?
Terdapat sebuah alternatif yang sedang digencarkan
akhir-akhir ini meskipun sebenarnya sejak dulu ia telah lahir. Pendidikan
non-formal atau yang sekarang biasa disebut pendidikan luar sekolah (PLS)
menjadi salah satu pilar yang tidak mungkin terabaikan untuk menjawab
permasalahan di atas.
Pendidikan luar sekolah sama pentingnya dengan pendidikan
sekolah atau pendidikan formal. Pendidikan ini tidak hanya terjadi di
lingkungan sekolah saja, melainkan juga di lingkungan masyarakat dan lingkungan
keluarga. Pendidikan tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu, tetapi
berlangsung sepanjang hayat (long life education), di mana manusia
mulai belajar dari ia lahir sampai ke liang lahat.
Pendidikan selain terjadi atas bantuan orang juga bisa
terjadi oleh usaha sendiri karena manusia secara sadar atau tidak selalu
melakukan kegiatan belajar di sepanjang hayatnya. Pada saat melakukan kegiatan
belajar, seseorang sebenarnya tengah mendidik diri sendiri. Mendidik berarti
mengembangkan potensi manusia baik orang lain maupun diri sendiri, sedangkan
belajar berarti upaya mengembangkan potensi diri sendiri.
Dalam segi pengembangan potensi manusia, kegiatan
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Pendidikan merupakan
satu-satunya bidang yang menangani pengembangan potensi manusia. Dan yang
bertugas mengembangkan potensi manusia di luar jalur pendidikan sekolah adalah
pendidikan luar sekolah (PLS).
Pendidikan luar sekolah menggunakan pembelajaran bermakna,
artinya lebih berorientasi dengan pasar, dan hasil pembelajaran dapat langsung
dirasakan manfaatnya, baik oleh masyarakat maupun peserta didik itu sendiri.
Pendidikan luar sekolah diharapkan dapat merangkul
kaum-kaum lapisan menengah ke bawah yang selama ini hampir tidak pernah
dipandang dengan kedua bola mata agar dapat mengembangkan potensinya,
menjadikan mereka sebagai pencipta lapangan kerja bukan sebagai pengemis
lowongan kerja. Dari latarbelakang orang-orang pinggiran inilah muncul sebuah
konsep belajar tanpa sekolah.
Kritik Rekonstruksi
Belajar tanpa sekolah dapat dipandang sebagai sebuah kritik
terhadap rekonstruksi pembelajaran. Ketika kita membicarakan tentang
pendidikan, maka pendidikan diidentikkan dengan sekolah formal. Dengan kata
lain, pendidikan adalah pengajaran yang hanya diselenggarakan di sekolah
sebagai tempat mendidik atau mengajar. Jadi, pandangan sempit inilah yang
membatasi proses pendidikan berdasarkan waktu atau masa pendidikan, lingkungan
pendidikan maupun bentuk pendidikan. Sekolah juga dipandang hanya bisa
dinikmati oleh kaum ekonomi mapan sedangkan kaum melarat terus meratap dengan
segudang bebannya.
Belajar tanpa sekolah, tentunya tidak dapat dilihat sebagai
pesimisme terhadap dunia pendidikan, tetapi harus dipandang sebagai “kritik”.
Artinya, semua orang harus dapat mengenyam pendidikan dan dapat mengembangkan
potensinya. Pendidikan haruslah menjadi semua lapisan masyarakat tanpa adanya
batas-batas, baik kelas maupun ras.
Belajar tanpa sekolah ini merupakan kesatuan kegiatan yang
diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat lapisan menengah ke bawah tanpa
harus memikirkan berapa biaya pendidikannya. Kegiatan ini dirancang agar
masyarakat mempunyai jenis keterampilan, pengetahuan, serta pengalaman yang
tidak diajarkan dalam pendidikan sekolah. Salah satu kegiatan yang ditawarkan
dalam konsep belajar tanpa sekolah ini adalah pendidikan keterampilan/kecakapan
hidup dan pendidikan keluarga.
Pendidikan keterampilan mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki kemampuan melaksanakan suatu jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan
keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, dan kepercayaan,
nilai, moral, norma sosial, dan pandangan cara hidup untuk dapat berperan dalam
keluarga dan masyarakat.
Pendidikan kecakapan hidup memberikan manfaat pribadi
peserta didik dan manfaat sosial bagi masyarakat. Bagi peserta didik,
pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kualitas berpikir, kualitas
kalbu, dan kualitas fisik. peningkatan kualitas tersebut pada gilirannya akan
dapat meningkatkan pilihan menuju hidup yang lebih baik. Bagi masyarakat,
pendidikan kecakapan hidup dapat meningkatkan kehidupan yang maju dan madani.
Jika banyak yang bertanya tentang hasil yang akan didapat
dari kegiatan belajar tanpa sekolah, maka pendidikan luar sekolah akan menjawab
hasilnya nanti adalah terwujudnya teanga-tenaga terampil yang mumpuni atau
mampu mengembangkan keterampilannya pada masyarakat yang lebih luas lagi.
Beriringan dengan itu, mereka akan mampu menciptakan berbagai lapangan kerja
sehingga dapat mengurangi angka pengemis lowongan kerja di Tanah Air.
Apakah ada jaminan masa depan yang lebih baik dari
pendidikan sekolah? Pengertian pendidikan tentu lebih radikal ketimbang sekadar
mengejar target kecerdasan formal. Pendidikan luar sekolah tidak sekadar
menciptakan masyarakat menjadi cerdas dan terampil, melainkan juga memberi
kesempatan, dorongan dan motivasi untuk berani mengambil sikap. Dengan
demikian, masyarakat benar-benar mandiri, baik dalam hal berpikir maupun
bertindak.
Pendidikan luar sekolah bukan saja menjadi alternative
secara ekonomis, melainkan mampu mendobrak kebekuan sistem pendidikan
konvensional. Pendidikan ini juga menjanjikan suatu kesadaran tentang teori dan
praktek. Pendidikan luar sekolah adalah alternatif yang lebih menjanjikan bagi
masa depan pemikiran masyarakat.
Ilmu adalah hal penting tetapi untuk mendapatkannya tidak
harus dengan duduk di bangku sekolah. Hampir setiap sisi kehidupan kita
terdapat berbagai ilmu yang dapat kita pelajari karena ilmu bersifat tak
terhingga dan tak terbatas.***
0 Response to "Contoh Opini - Belajar Tanpa Sekolah - Fajar Cirebon"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar positif, salam sayang saling mengunjungi