Antara Saya dan Kalian

Beberapa teman akrab saya bercerita, banyak sekali. Tentang hidupnya, cinta maupun karier. Ya, saya sebagai pendengar yang baik setia menampung keluh kesah mereka. Beberapa ada yang menangis bahkan mengutuk dirinya sendiri karena kehilangan laki-laki yang dikasihi. Bicara tentang kekasih, rasanya sangat meninju hati saya... Uhuks sudahlah.

Setiap satu teman yang berbagi ceritanya kepada saya, mereka membawa cerita yang berbeda dan menarik. Ya, banyak hal yang saya pelaari dari mereka. Banyak kesimpulan, dan arti tersendiri dari erita-cerita mereka. Sebegini lemahnya saya masih bisa tampak kuat untuk mereka, dan kalian tahu? nyatanya saya lebih memiliki kekuatan untuk diam daripada menyumpah serapah hal-hal buruk yang menimpa saya. Sesakit dan sesulit apapun itu... karena Rosul dan para kekasih Allah mengajarkan saya untuk bersabar, belajar memfokuskan dara pada-Nya.

Satu teman saya mengadu tentang karier dan cintanya, cintanya tak segemilang kariernya. Ya, semenjak status dia sebagai Mahasiswa Tingkat Akhir yang bergelut dengan Skripshitt hingga kini sudah bekerja di salah satu Perusahaan Jakarta ternyata dia merasa tidak bahagia, dan sering menangis setiap malam memaksanya mengingat cinta yang hilang. Sungguh, membuat saya berpikir... Apa yang membuatnya sangat bersedih dan berurai airmata, apa hanya karena cinta? Ah, cinta selalu menjadikan dirinya pemnenang,, berdiri paling atas dan bergerak semaunya sendiri.

Lalu saya bertanya pada diri saya sendiri, "Cinta seperti apa yang saya inginkan?" dan saya selalu diam tak ingin menjawab, karena cinta selalu bergerak sesuai keinginannya bukan keinginan saya ataupun kalian. Kasih sayang jauh lebih tulus dan tek terdefinisi nilainya daripada cinta. Karena cinta, ketika ia pergi dan berlalu hanya menyisakan duka. Semoga Allah menyatukan kita dengan orang-orang yang kita kasihi... :)

Ngomong-ngomong, saya ini ngomong apa ya? rada-rada melenceng atu melenceng banget kayaknya, ya? Hihihihii... au ah *tinggalin PC, ngeloyor ambil handuk

Tweet