“Asyik, gue
dapet tiket tour ke Bali” Inez terlihat senang sekali karena berhasil
mendapatkan tiket gratis ke Bali .
“Nez…
inez…!” teriak Nayla yang saat itu
berada di luar kamar Inez.
“Masuk aja Nay, ngga
dikunci pintunya.” jawab Inez menyuruh Nayla masuk kamarnya. Nayla pun langsung
masuk kamar Inez, terlihat senyuman riang menghiasi wajah gadis berwajah oval
itu.
“Nay, gue dapet
tiket tour ke Bali . Loe ikut sama gue ya. Ajak
Vani juga.” ujar Inez senang sambil merangkul sahabnatnya.
“Serius, loe?.
Mau banget… kapan? Ntar deh gue ngasih tau Vani dulu pasti dia seneng banget”
ujar Nayla
sambil mengambil handphone di tasnya dan langsung menelpon Vani, sahabatnya
itu.
***
Tak terasa hari ini adalah hari
keberangkatan Inez, nayla, dan Vani ke Bali ,
terlihat pancaran senyuman indah menghiasi wajah ketiga gadis itu. Dari mulai
di jaln, di rumah, sampai ke Bali mereka bertiga tidak pernah tidur, bahkan
mereka terus-terus saja memuji keindahan Bali .
Hingga akhiranya malam di bali pun tiba.
“ Ke Mall, yuk.
” Ajak Nayla setelah membereskan pakaiannya.
“ Gila loe ya.
Sadar dong kita baru aja nyampe, kaki juga masih bengkok. Lurusin dulu kaki loe
baru kita ke Mall, mendingan kita pijat dulu aja yuk. ” Jawab Inez
“ Ngga mau,
mendingan juga disini tidur. Jangan boros gitu cuy… kita harus hemat, tinggal
tidur disini nanti juga kaki kita lurus lagi, cape juga bisa hilang ” Tolak
Vina, terkenal dengan orang kaya tapi terlalu hemat.
“ Huh. Dasar
tukang ngirit, terserah deh. Yang jelas badan gue pada pegel ” Inez pergi
sendiri mencari service pijat
“ Nez, tunggu….”
Nayla berlari menyusul Inez
“ Anak muda
jaman sekarang, pengennya buang-buang duit mulu. Mendingan juga tidur ” Vina
sok bergaya seperti orang tua, dan langsung merebahkan tubuhnya keatas kasur. Selang
beberapa menit kemudian matanya pun terpejam, tidur.
(^_^)
Keesokan harinya….
“ Breakfast,
yuk. Perut gue udah nyanyi mulu neh ” Ajak Vina kepada kedua temannya itu,
ternyata kalau soal perut Vina ngga bisa ngirit alias apa aja yang perutnya mau
pasti dia kasih.
“ Males, ah. Gue
ngga laper, ajak aja Nayla. ” Tolak Inez, padahal sebenarnya Inez laper.
Pura-pura biar dapet gratisan dari Vina
“ Ngga ah, Vin.
Gue juga belum laper, ntar aja Breakfastnya. ” Nayla pun menolak ajakan
Vina
“ Kalo gue
bayarin, kalian mau? Ayolah, gue laper banget neh. Masa kalian tega sama teman
sendiri ” Kata Vina dengan muka memelas, kalau soal makanan Vina ngga boleh
terakhir meski harus menraktir teman-temannya, dia rela.
“………..”
“ Okey, gue
kasihan sama loe. Berhubung loe teman gue jadi gue mau nemenin loe makan ” Ujar
Inez sok menjadi teman baik
“ Gue juga mau ”
Sambung Nayla
Akhirnya mereka pun pergi mencari makanan,
meskipun ketiganya belum mandi tapi mereka cuek “yang penting tetap oke” itu
prinsip mereka. Jorse kan , namanya juga
ABG super cuek, meskipun mereka belum mandi tapi tetap terlihat oke, parfum
mereka kan
banyak dan wangi-wangi lagi. sesampainya direstoran mereka memilih makanan
sesuka hati mereka karena ada bos Vina yang membayar. Sedang asyik makan, ada seorang
pelayan yang menumpahkan miniman baju mereka.
“ PRAAANGNG ”
Suara gelas jatuh diatas meja tempat Inez, Vina, dan Nayla makan
“ Auw…. Gila loe
yah, emangnya ini tempat nyuci piring?? buang minuman sembarangan. Panas tau
kena tangan gue, pecahan gelasnya juga. Pokoknya loe harus ganti semuanya,
makanan kita ancur semua, tahu. ” Inez memarahi pelayan pria itu, sangat ganas.
“ Iya, loe udah
ngerusak acara sarapan kita ” sambung Vina
“ Udah, udah.
Mungkin pelayan ini ngga sengaja, yaudahlah kita pesan lagi aja ” Nayla
menengahi pertengkaran itu.
“ Ngga. Pokoknya
dia harus ganti semuanya ” Ketus Vina dengan wajah marah. Tapi pelayan itu
tetap saja diam sambil membereskan sisa-sisa pecahan gelas yang berserakan.
“ Heh, loe punya
telinga ngga sih. Kita lagi ngomong, dengerin dong, jawab. Jangan diem aja ”
Inez mulai kesal dengan pelayan yang sejak tadi diajak bicara malah diam seribu
bahasa, tak lama kemudian pelayan itu malah pergi tanpa meminta maaf dengan
raut wajah jutek.
“ Ih,
bener-bener deh. Nyebelin banget, sumpah. Songong banget kan kita lagi ngomong malah dicuekin ” ujar
Inez kesal tidak terima dengan perlakuan pelayan tadi.
“ Yaudahlah,
biarin aja. Mendingan sekarang kita cari tempat lain untuk makan, abis itu kita
ke Mall ” Kata Nayla, miss shopping.
Selesai makan Vina langsung mengeuarkan
dompet ditasnya, setelah dicari-cari ternyata dompetnya tidak ada, padahal
semua tergantung pada Vina karena Inez dan Nayla pun tidak membawa dompet dan
isinya, dewi Vortuna tidak memihak pada ketiga gadis tersebut hingga akhirnya
mereka bertiga harus menggantinya dengan menjadi pelayan di restoran tersebut
selama 2 hari.
“ Please deh,
seorang Inez nyuci piring? ” Keluh inez sambil memegang kepalanya
“ Seorang Nayla
gitu. Masa nganterin minuman dan makanan buat tamu? ” sambung Nayla
“ Sorry, ntar
gue ganti deh. Tapi sekarang kalian bantu gue ya. ” Vina meminta maaf
“Huh, loe sih.
Pokoknya ntar loe harus ganti kuku gue yang rusak, baju gue yang kotor,
semuanya deh ” Ujar Inez kesal, Nayla hanya menganggukkan kepalanya
“ Iya, gue
ganti. Tapi jangan mahal-mahal ya ” Vina mencoba mengharapkan keringanan dari
kedua temannya
“ Pake nawar
lagi, enak aja.Pokoknya ngga ada tawar menawar, iya kan , nez..? ” Ujar Nayla menolak permohonan
Vina tersebut.
Tidak lama
kemudian pemilik restoran itu datang, dan mempersilahkan ketiga gadis tersebut
untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian pelayan. Di dapur, semua melihat
mereka seperti orang aneh, ternyata di dapur juga mereka bertemu dengan pelayan
yang menumpahkan air di meja tadi. Tapi, pelayan itu terlihat bahagia melihat
mereka memakai baju yang sama seperti mereka, bahkan sempat mengejek.
“ Bagus sekali
bajunya, ngga nyangka ada orang kaya juga yang memakai baju pelayan ” Ejek
pelayan itu dan berlalu.
“ Heh, dasar
cowok nyebelin. Kita pake baju begini juga ngga selamanya, ngga kaya loe. ”
Inez membalas ejekan tersebut.
“ Baru berlibur
ke Bali aja udah sombong, gimana kalo berlibur
ke Amerika tambah besar aja tuh, kepala. ” Pelayan itu terus saja mengejek Inez
dan kedua temannya.
Karena terdengar keributan di dapur, pemilik
restoran tersebut berusaha menghentikan keributan itu, karena kesal pelayan
tersebut langsung pergi meninggalkan mereka di dapur.
“ Maafkan
keponakan saya, dia sedang belajar mandiri disini. Orangtuanya sudah tak
sanggup mengurusnya di rumah karena kenakalannya yang selalu mengandalkan harta
orangtua, makanya dia diusir dari rumah, dan orangtuanya menyuruh bekerja
disini. ” Kata pemilik restoran itu cerita panjang lebar.
“ Oh……. ” Jawab
Inez dan temen-temannya hampir berbarengan.
“ Sudahlah,
sekarang kalian lanjutkan kerjanya. Saya harap kalian tidak ribut lagi dengan
Aldy ” Kata pemilik restoran itu, dan pergi meninggalkan dapur.
Tak terasa terik matahari begitu panas di
bumi Bali saat ini, keringat tak henti-hentinya
mengaliri tubuh ketiga gadis itu, padahal sebelumnya tak pernah keringat
membanjiri tubuh mereka kecuali karena lari pagi.
“ Fiuh…. Panas
banget sih hari ini, udah panas belum mandi lagi. Mamih, help me please.
Ngga nyangka banget bakalan begini jadinya, mendingan dirumah aja deh ngga usah
tour gratis ke Bali segala. Nyesel banget gue.
” Keluh Inez sendirian, sambil mengibaskan nampan tempat air yang baru saja dia
suguhkan kepada para tamu.
“ Emang enak,
jadi pelayan?? Baru kerja dikit aja ngeluh, dasar manja. ” Ejek Aldy, tiba-tiba
muncul dibelakang Inez dan langsung berlalu.
“ Dasar cowok
nyebelin, rese banget sih loe. Heh, tiang bendera hidup. Ngga bakalan gue
maafin loe, sampe idul fitri keseribu pun ngga sudi gue maafin loe ” seru Inez
kesal, sambil menunjuk kearah Aldy, namun Aldy tidak menggubris omongan Inez.
Dia terus saja berlalu membiarkan Inez marah-marah sendiri seperti orang gila.
“ Loe kenapa
lagi, Nez? ” Tanya Nayla tiba-tiba muncul
“ Iya, loe
kenapa sih? ” Tanya Vina menyusul Nayla
“ Ngga tahu,
enek banget gue liat muka dia. Sumpah deh ngeseln banget tuh cowok. ” Jawab
Inez dengan muka kesalnya.
“ Ngga usah
benci-benci banget kali, bahaya loh ” Ujar Vina sok tahu
“ Ngga usah
Lebay, deh. ” Jawab Inez tambah kesal
Akhirnya 1 hari terlewati dan sekarang
adalah hari terakhir ketiga gadis itu bekerja di restoran yang menyebalkan itu (menurut
Inez), mereka tampak senang sekali meskipun sering kali Aldy mengejek mereka.
“Masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri” itu yang kini mereka terapkan
direstoran itu.
“ Akhirnya
selesai juga pekerjaan kita, gue udah ngga kuat disini. Kangen banget sama
rumah, sumpah deh ngga mau lagi kalo dapet tiket ke Bali .
Ih, ntar ketemu cowok nyebelin itu lagi. ” Ujar Inez kepada kedua temannya
sambil duduk dimeja tamu layaknya tamu yang harus dilayani
“ Heh, ngapain
duduk enak-enakan disini? Piring numpuk nungguin loe pada, kedapur sana . Gaya loe kaya tamu terhormat aja. ” kata Aldy
membuat wajah ketiga gadis itu merah padam, marah.
“ Heh, suka-suka
kita dong mau duduk atau berdiri,bukan urusan loe. Lagian pekerjaan kita udah
beres semua, sekarang waktunya kita pulang. Terserah loe deh mau ngomong apa,
semoga aja gue ngga bakal ketemu lagi sama cowok nyebelin kaya loe ” Inez
berkata sedikit membentak, dan menunjukkan jari telunjukknya ke arah wajah
aldy.
“ Iya, kita udah
muak liat loe. Selamat melanjutkan pekerjaannya, kita pulang dulu ” Sambung
Vina dan melambaikan tangan dan diikuti Inez dan Nayla, dan berlalu
meninggalkan Aldy sendirian. Aldy hanya diam, memasang wajah kesal seperti
penuh dendam.
(^_^)
Malam
hari di Bali , mereka ke salon mempercantik
diri.
“ Banyak banget
ya, kesan kita selama di Bali . Dari yang mulai
menyenangkan sampai yang menyebalkan ” Kata Vina mengingat memorinya
“ Iya, apalagi
ketemu cowok nyebelin itu, si Aldy. Ngga bakalan gue ke restoran itu lagi, gue
juga ngga mau kalo dapet tiket gratis tour ke Bali
lagi, gila aja kita disini terlantar. Cuma waktu berangkatnya aja dianterin,
pas nyampe disini? Kita kaya orang hilang ”
Ujar Inez kesal
“ Habis ke
salon, kita ke mall ya, trus baru deh kita pulang ” Pinta Nayla, miss shopping.
“ Iya….” Jawab
Vina pasrah, semua yang membayarnya adalah Vina
“ Nay, Vin.
Ternyata sepi juga ya ngga ada cowok itu, biasanya kalo ada dia kita berantem
terus. Mulutnya juga kaya Beo ngomong terus. Tapi, ngga ah. Malahan bersyukur
banget ngga ketemu dia lagi ” Inez merasa bimbang
“ Jangan-jangan
loe suka sama Aldy, hayo ngaku ” Nayla merayu Inez
“ Ngga mungkin
lah, gue suka sama dia ”
“ Mungkin aja”
Sambung Vina
“ Ngga mungkin ”
“ Mungkin…”
“ Ngga
mungkin…!!!”
“ Mungkin….!!! ”
Seru Vina dan Nayla, hampir berbarengan.
Waktu menunjukkan pukul 20.00, malam ini
adalah kepulangan mereka dari Bali dan kembali ke Jakarta , tempat mereka tinggal. Perjalanan pulang
mereka sangatlah melelahkan, ketiganya tertidur di pesawat. Sesampainya di
Jakarta, mereka senang sekali. Langsung berpelukan dengan orang-orang yang
mereka sayang. Nayla dengan orang tuanya, Vina dengan ibu dan adiknya,
sementara Inez?
“ Bunda kemana
bi? ” Tanya Inez kecewa. Ketika yang ia lihat bukanlah bundanya, tetapi
pembantunya, yang tak lain adalah bi Imah.
“ Nyonya sedang
ada tamu penting di rumah, non. ” Jawab bi Imah seadanya
“ Sepenting apa
sih tamu itu? Sampai tega ngga jemput Inez disini? ” Ujar Inez lagi, sedih dan
kesal
“ Sudahlah.
mendingan kita pulang saja, non. Nyonya sudah menunggu kita dirumah ” Bi Imah
mengajak Inez pulang, Inez pun menuruti ajakan bi Imah meski dengan wjah kusut.
(^_^)
Sesampainya dirumah….
“ Halo, sayang.
Sini duduk dekat bunda ” Sapa bundanya ketika melihat Inez didepan pintu.
“ Ada apa, bunda? ” Tanya
Inez penasaran disuruh duduk oleh bundanya, dan melihat seorang bapa memakai dasi
yang tersenyum melihatnya. Inez pun membalas senyuman itu, tapi tipis sekali.
“ Bunda
memanggil guru private untuk menemani kamu belajar dirumah ” Kata sang bunda,
membuat Inez kaget.
“ Guru private
yang mana bunda? ” Tanya Inez penasaran, berharap guru private itu bukan
seorang bapa yang memakai dasi duduk didepannya.
“ Dia sedang dikamar
mandi, itu dia ” Bunda menunjuk kearah lelaki yang sedang berjalan menuju ruang
tamu, bukanlah seorang bapa yang memakai dasi itu karena bapa itu hanya
mengantarkan calon guru private Inez.
“ Hah!!! Aldy???
” Teriak Inez kaget.
“ Aldy? Dia itu Reza,
sayang. Bukan Aldy ” Bunda membenarkan perkataannya
“ Perkenalkan
saya Reza ” Ujar lelaki itu menjabat tangan Inez, Inez pun menerima jabat
tangan itu sambil terheran-heran.
“ Pasti loe
Aldy, kan ? ”
Tanya Inez sekali lagi, yakin bahwa lelaki yang dia lihat itu adalah Aldy.
Akhirnya semua yang dirumah itu meyakinkan
Inez bahwa lelaki yang akan menjadi guru privatenya itu adalah Reza bukan Aldy.
Hingga akhirnya Inez percaya bahwa lelaki itu adalah Reza bukan Aldy, cowok nyebelin
yang dia temui di Bali .
Sudah
1 minggu Reza menjadi guru private Inez, tapi tidak ada kesamaan antara Reza
dengan Aldy, hingga akhirnya Inez yakin betul bahwa guru privatenya itu
bukanlah Aldy yang ia temui di Bali . Setelah
lama menjadi guru private Inez, meski umur mereka yang terlampau jauh tidak ada
yang melarang mereka untuk menjalin hubungan. Reza menyatakan perasaannya
kepada Inez dan mungkin diluar dugaan Reza sebelumnya, Inez pun memiliki
perasaan yang sama dengannya. Suatu hari Reza mengajak Inez ke
taman yang berada didekat rumahnya, disana Reza mengatakan sesuatu yang tidak
inez percaya dan sangat diluar dugaannya.
“ Maaf selama
ini gue udah bohongin, loe ” Kata Reza dengan sedikit menyesal
“ Maksudnya? ”
Tanya Inez, tidak mengerti
“
Sebenarnya,…..gue Aldy yang selam ini loe benci. Tapi gue ngelakuin ini karena
gue suka sama loe, semua orang dirumah ini setuju dengan penyamaran gue selama
ini ” Aldy menjelaskan panjang lebar.
“……………” Inez
tidak menjawab sedikitpun, ia terlihat menunduk. Entah kecewa, ataukah bahagia
yang sekarang ia rasakan
“ Mau kan maafin gue? ” Aldy
mengajak berjabat tangan, namun Inez tetap terdiam.
“ Maafin gue,
ya? ” Aldy mengulangi permohonan maafnya itu, namun Inez malah bangkit dari
tempat duduknya, berdiri memandang kearah reza dan berkata…
“ Ih, tega
banget sih bo’ongin gue. Nyebelin deh… awas aja kalo bo’ongin gue lagi, ngga
mau gue maafin loe ” Inez memukul-mukul pundak Aldy, kesal, senang, semua
perasaan saat itu bercampur jadi satu.
“ Sumpah deh,
ngga bakalan buat loe kesel lagi ” Jawab Aldy sambil sedikit merintih karena
pundaknya yang dipukul-pukul Inez saat itu, dan mengacungkan kedua jarinya
menandakan damai. (*)
#cerpen tahun 2009an
0 Response to "Cerpen - Asyik, Gue Dapet Tiket ke Bali !!"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar positif, salam sayang saling mengunjungi