KETUPAT LEBARAN




 Nemu di bank naskah... ditulis sekitar tahun 2010




“Emak, lebaran kali ini kita bisa makan ketupat ngga ya…?” Tanya Ruslan, bocah berusia 10 tahun.


“Sudahlah, kau tak usah banyak berharap makan ketupat. Kita ini miskin, bukan orang kaya seperti mereka” Jawab ibunya, menunjuk kearah mobil-mobil yang parkir dilatar mall atau pinggir jalan.


“Tapi kan emak juga bisa belikan aku ketupat lebaran meskipun 1” Bocah itu masih ngeyel


“Sudahlah, cepat sana ngamen. Biar kau bisa beli ketupat lebaran” Wanita itu segera menyuruhnya kembali kejalanan, mengharap belas kasih para dermawan.


Dengan kesal bocah lelaki kumal itu menurut saja, tak ingin membuat ibunya marah.


“Terlahir miskin, emang derita” Bocah itu ngeluh.


“Kau bicara apa, dek?” Tiba-tiba seorang lelaki menghampirinya.


“Ah, tidak pak” Bocah itu menyangkal.


“Siapa namamu?” Tanya lelaki itu


“Ruslan, emak biasa panggil saya lalan” Jawab bocah itu pasti


“Kau tidak sekolah?” Tanya lelaki itu lagi


“Ngga punya uang, pak” jawab Lalan kesal


Ada kemauan?”


Ada sih, dikit”


“Itu yang menghalangimu sekolah..”


Lalan masih nampak bingung dengan perkataan Bapak itu.


“Sekarang apa lagi masalah yang sedang kau alami?”


“Banyak..” Jawabnya ketus


“Salah satunya?”


“Pengen banget bisa makan ketupat lebaran” Jawabnya singkat, tetap ketus


“Selama hidup kau belum pernah makan ketupat?”


“Belum, makanya pengen”


Ada kemaun?”


Ada lah…”


“Bagus, lebaran nanti kau pasti bisa makan ketupat. Tetap berusaha ya..” Ujar Lelaki itu, menepuk pundak Lalan dan pergi meninggalkan Lalan sendiri berteman kebimbangan.


“Hore…, bisa beli ketupat lebaran..” Ujar Lalan, girang.


“Kau hebat, uangnya nanti emak belanjakan buat beli ketupat sama opor ceker ayam ya..” Ujar emak melegakan  hatiku


“Iya, emak” Jawab Lalan senang.



***


.


Takbir menggema diangkasa, malam lebaran. Perkampungan kumuh dipinggiran kota, terpencil bahkan tak menutup kemungkinan digusur karena tak memiliki izin.


Lebaran yang indah, sederhana, namun tetap mengena dihati mereka.


Belum sampai matahari tersenyum Lalan sudah terbangun, teringat ketupat. Dengan cepat ia mandi, sholat shubuh dan menghampiri ibunya didapur sedang memasak opor ceker ayam, hanya mampu beli ceker ayam saja, sudah sangat bersyukur.


Sepulang sholat ied dimasjid Lalan berlari, ingin cepat sampai rumah dan langsung menyantap ketupat lebaran. Belum sampai rumah, langkahnya terhenti melihat seorang anak menadahkan tangannya diemperan jalan, lemah sekali kondisinya.


“Kerumahku yuk…” Tiba-tiba lalan mengajak anak perempuan lemah, lusuh itu mampir kegubuknya. Anak kecil itu menurut saja, segera bangkit dan mengikuti langkah Lalan sampai dirumahnya.


“Emak, aku minta satu mangkuk ketupat sama opornya..” Ujar Lalan menghampiri ibunya didapur, setelah mempersilahkan anak kecil itu duduk dikursi yang terbuat dari kardus, lesehan.


“Nih…, untuk siapa lan..?” Tanya ibunya sembari menyerahkan mangkuk berisi ketupat kepada putranya.


“Untuk anak itu, emak. Kasihan..” Jawab lalan menunjuk kearah gadis kecil lusuh yang duduk dibangku kardus bekas.


Dengan cepat Lalan kembali ketempat gadis kecil itu duduk dan memberinya mangkuk terbuat dari plastik berisi ketupat dengan air putih digelas bekas aqua.


Gadis itu tak punya siapa-siapa, yang ia tahu bahwa ia ditemukan orang ditumpukan sampah dan dibesarkan kakek buta yang kini telah tiada.


“Terimakasih ya Allah, lebaranku kali ini benar-benar indah. Membeli ketupat dengan uang sendiri juga bisa berbagi sedikit dengan saudaraku” Lalan hampir meneteskan airmata, menahan haru. Kemauan besar membuahkan hasil begitu manis, sangat nikmat.

0 Response to "KETUPAT LEBARAN"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar positif, salam sayang saling mengunjungi