Hobi Yang Menghasilkan - Merindu


Satu persatu kususun buku-buku bacaan yang lama tak tersentuh, kubersihkan debu yang menempel pada tiap lembarannya. Uh, rupanya sudah lama sekali koleksi bukuku tidak berpindah tempat. Bahkan ditengok untuk sekedar membuang debunya saja, tidak pernah. Lama sekali rasanya. Berdosa sekali. Maaf, ya...

"Wussh..." Selembar kertas jatuh saat kupindahkan buku dari satu tempat ke tempat lain. 

Tanganku spontan mengmbil kertas tersebut, dan aku baca tulisan di dalamnya. Ternyata catatan tahun 2012. Wahhh... 12 tahun lalu, isinya apa? Isinya bikin kangen.

Tahun 2012 adalah tahun dimana mulai mengenal dunia tulis menulis, mengenal redaksi, ikut komunitas menulis, berkawan dengan para penulis, bahkan karyanya sudah banyak berseliweran di media-media, online maupun offline. Saat itu, mulai tertarik dan bergabung dengan dunia mereka, teman-teman online sefrekuensi, satu hobi. Menulis.

Ada yang penulis novel, cerpen, puisi, skenario, non fiksi dan masih banyak lagi. Ah seru sekali rasanya, kita sharing setiap ada lomba nulis, online maupun offline. Kegiatan kopdar pun kita ikuti, info bedah buku, setiap ada jam kosong kuliah larinya ke toko buku. Beli buku? Kagak. Dulu mah belum bisa beli buku, yang ada malah menghemat mulu. Kita ke toko buku, hanya untuk melihat dan baca karya temen-temen penulis yang udah mejeng di toko buku. Hahaha

Emang berapa sih honor Penulis?

Honor Penulis, tergantung medianya. Jadi setiap media menetapkan jumlah honor yang berbeda untuk penulis. Ada yang dihitung perkata, ada yang per-judul. Untuk tulisan dalam bentuk cerpen, ada media yang sampai bersedia memberikan honor Rp1000.000,00 untuk penulis yang cerpennya dimuat. Wah,, menarik, ya...

Judulnya Hobi yang menghasilkan. Iya, jadi kangen dulu saat produktif kirim tulisan ke media. Saat kita menyukai sesuatu, dan dikerjakan dengan suka rela, bahkan dibayar, itu rasanya menyenangkan sekali. Ingat sekali, jaman kuliah dulu. Lagi sering banget kirim karya ke media. Untuk satu puisi yang dimuat, dihargai Rp50.000,00 (Honor pertama) wkwkkwk. Bahagiaa... sekali. Anak Kuliahan, yang biasa mengemat, bisa menghasilkan duit sendiri. 

Belum lagi, saat cerpen dimuat di media.. Humm rasanya pengen Jijingkrakan, huhh petcah telor cuy. Akhirnya anak-anakku mulai nongol di media. Bisa bangga, seperti temen-temen penulis lain. Makin semangat nulis, makin semangat kirim tulisan ke media. 

Dan sekarang, seperti merindu dan ingin mengulang masa lalu, di dunia penulisan. Ciyeelah... Iya, meski nulisnay di blog pribadi, paling tidak bisa produktif lagi memposting tulisan di blog. Berawal dari curhat, lama-lama jadi karya lagi. Hehe

Hobi yang menghasilkan, pastikan kamu pun tidak menyepelekan hobi dan pekerjaan yang kamu sukai. Karena pekerjaan yang sesuai dengan hobi, bisa lebih ringan untuk dijalani. Jadikan hobi menjadi pekerjaan, karena pasti asyik banget.

Fiuhh...

Lama juga bahas hobi, dulu memang senang sekali. Menulis dan membaca karya temen-temen penulis. Setelah nulis, jangan lupa kirim ke media. Setelah itu lupakan. Jangan diingat-ingat, karena menunggu antrean itu tidak menyenangkan. pasti antre yang kirim karya. jadi tunggu saja, balasan email dari media.

Sekarang hobinya apa?

Hmm hobi setelah menjadi ibu, menjadi fotografer untuk anak. wkwkkwk. Hey, sekarang sibuk mengabadikan moment perkembangan dan keseharian anak, dengan foto maupun video. Karena moment seperti sekarang ini tentu saja kelak akan dirindukan. Kepingin anak bangga, ibunya keren. Punya koleksi foto anaknya saat kecil, punya blog, youtube, isinya anak semua. Dan jangan sampai anak sedih, karena dia tidak punya kenangan masa kecilnya.

"Bundaaaa....." Tiba-tiba si kecil datang menghampiriku yang sedang membereskan buku-buku, dengan tingkahnya yang selalu sweet. Lari dan langsung meluk. 


#CeritakanTentangHobimu

#BPNRamadan2022



0 Response to "Hobi Yang Menghasilkan - Merindu"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar positif, salam sayang saling mengunjungi